Jumat, 19 Juni 2015

Final Fantasy XIV: A Realm Reborn - Heavensward

Standard
FFXIV Heavensward Dragon
Setelah menunggu lama akhirnya Square Enix mengumumkan tanggal rilis untuk update Heavensward yaitu pada tanggal 23 Juni 2015. Sayangnya pengumuman ini tidak disertai informasi harga dari ekspansi Heavensward, baik untuk versi biasa maupun Collector’s Edition yang menghadirkan soundtrack serta sebuah figur berbentuk naga yang sayangnya belum dipamerkan kecuali melalui gambar buram ini.
Setelah satu tahun berlalu setelah rilisnya A Realm Reborn, akhirnya Final Fantasy XIV akan mendapatkan ekspansi terbarunya. Square Enix mengumumkan bahwa ekspansi tersebut akan bernama Heavensward. Dalam Heavensward, cerita akan berfokus pada Dragonsong War yang merupakan peperangan yang berlangsung ribuan tahun antara Ishgard dan Dravania.
FFXIV Heavensward Griffen
Naoki Ishida selaku game director Final Fantasy XIV menjelaskan bahwa Heavensward sendiri merupakan salah satu bagian dari update 3.0 untuk Final Fantasy XIVUpdate 3.0 ini juga akan memberikan beberapa tambahan lain dalam Final Fantasy XIV seperti: batas level pemain yang meningkat menjadi level 60, Primal yang baru, dungeon baru, raid baru, sertajob baru. Selain itu, update ini akan menambahkan ras baru yang bisa kamu pilih. Namun ras tersebut masih dirahasiakan Square Enix. Tambahan terakhir adalah adanya fitur membuat kapal udara yang memungkinkan kamu untuk menjelajah Ishgar dan sekitarnya. Square Enix akan memberikan info lebih mendalam tentang update ini pada acara London Fan Festival pada 25 Oktober nanti.
FFXIV Heavensward Au Ra
Final Fantasy XIV awalnya dirilis pada tahun 2010. Namun karena banyaknya kekurangan dalam game tersebut, terutama pada desain antarmuka, Final Fantasy XIV akhirnya dirilis ulang oleh Square Enix pada 2013 dengan nama Final Fantasy XIV: A Realm RebornGame online yang membutuhkan biaya langganan ini tersedia untuk PS3, PS4, dan PC.Heavensward sendiri akan dirilis pada musim semi (Maret-Mei) 2015.
Berikut juga adalah beberapa screenshot dan concept art dari dunia yang akan kamu kunjungi dalam Heavensward:
FFXIV Heavensward Ninja
FFXIV Heavensward Astrologians
FFXIV Heavensward Dungeon
FFXIV Heavensward Crafting
FFXIV Heavensward DirectX11 EU Datacenter

Detail dan Trailer Terbaru Mengenai Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Storm 4 yang Diterbitkan Oleh Bandai Namco

Standard
Bandai Namco sepertinya tidak mau melewatkan kesempatan ajang E3 2015 yang telah berlangsung ini dengan memberikan detail informasi terbaru untuk judul game Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Storm 4, seperti sebuah cuplikan trailer dan satu set screenshots terbaru dalam rangka mempromosikan game tersebut untuk perangkat PlayStation 4, Xbox One, dan PC.

Dalam Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Storm 4 ini akan kembali mengadaptasi dari seri anime-nya, namun dikatakan oleh pihak Bandai Namco pada seri terbarun ini akan memiliki konten yang sangat besar dibandingkan serial Ultimate Ninja Storm sebelumnya. Dimana pemain akan dapat merasakan munculnya beberapa karakter baru yang bakal hadir dalam seri Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Storm 4 dan tentunya dengan fitur-fitur dan bentuk grafis yang juga telah diperbarui.

Fitur baru yang terdapat dalam Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Storm 4, diantaranya adalah:

  • Sistem Generasi Baru : Dimana dalam seri Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Storm 4 telah dikembangkan dengan engine terbaru sehingga memaksimalkan seluruh kemampuan dari perangkat PlayStation 4, Xbox One, maupun PC. Sehingga bisa dipastikan pemain akan dapat merasakan permainan Naruto ketingkat selanjutnya.
  • Sistem Perubahan Pemimpin : Dalam sistem ini memungkinkan pemain untuk membuat grup atau tim dari karakter-karakter legendaris pada serial Naruto Shippuden dan pemain juga dapat mengganti karakter yang digunakan dengan karakter lainnya secara langsung meskipun sedang dalam pertarungan.
  • Menggunakan Pengisi Suara yang sama dengan Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Storm 4 nantinya akan terdapat empat bahasa yang merupakan pengisi suara asli dari serial Anime, diantaranya adalah bahasa Jepang, Amerika, Meksiko, dan Brasil.
  • Gameplay Baru : Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Storm 4 akan menghadirkan bentuk pertarungan yang sangat cepat, sehingga pemain akan merasakan bentuk gameplay yang sangat berubah dari seri sebelumnya.
  • Tambahan Bahasa Lain : Bahasa lainnya selain bahasa Inggris dan Jepang yang nantinya bisa digunakan adalah Perancis, Spanyol, Brasil, dan Portugal.
  • Berikut satu set screenshots dan sebuah cuplikan trailer terbaru dari Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Storm 4 yang bisa Kotakers lihat.

Screenshot








Trailer


Sabtu, 06 Desember 2014

Tentang Street Fighter V Bocor, Eksklusif Untuk PS4 dan PC

Standard
Sebuah berita cukup mengejutkan datang dari franchise game fighting paling terkenal sejagat yaitu Street Fighter. Menurut sebuah thread dari forum NeoGAF, hari ini Capcom tidak sengaja memperlihatkan trailer baru yang disebut-sebut sebagai teaser trailer dari Street Fighter V. Namun soal kejelasan apakah trailer tersebut memang sebuah trailer asli atau bukan masih belum bisa dibuktikan. Walaupun tindakan Capcom yang menghapus seluruh video yang diunggah di YouTube agak mencurigakan juga

Video trailer yang sudah ditarik dari YouTube tersebut lebih mirip sebuah teaser untuk acara turnamen game ketimbang sebuah trailer untuk game, meskipun memang menunjukkan gameplay serta logo Street Fighter V. Yang cukup menarik perhatian adalah adanya tulisan “eksklusif untuk PS4 dan PC”. Walaupun masih belum dikonfirmasi langsung, saya rasa hal ini akan mengundang reaksi dari pengguna Xbox One. Mungkinkah eksklusifitas ini hanya berlaku sementara seperti layaknya sekuel Tomb Raider? Ataukah memang game ini benar-benar eksklusif untuk PS4 dan PC?

Di luar semua itu, video tersebut masih belum resmi dikonfirmasi oleh Capcom soal kebenarannya. Kalaupun itu adalah sebuah video buatan penggemar, saya rasa video tersebut dibuat dengan terlalu detail untuk sekedar fan-trailer. Oh iya, nampaknya Katsuhiro Harada bereaksi soal ‘trailer’ yang bocor ini (walaupun beliau kelihatannya menulisnya dengan nada bercanda):

















Engine Terbaru Dari Pengembang Deus Ex: Human Revolution

Standard
Eidos Montréal selaku pengembang Deus Ex: Human Revolution mengumumkan sebuah engine game baru yang akan digunakan mereka untuk pengembangan Deus Ex selanjutnya. Engine yang disebut Dawn Engine tersebut sederhananya merupakan engine Glacier 2 milik IO Interactive yang dimodifikasi besar-besaran.

Dengan teknologi baru tersebut, Dawn Engine memiliki beberapa fitur baru seperti kemampuan rendering yang lebih baik, AI yang lebih pintar, real-time physics dan lain sebagainya. Contoh hasil render menggunakan Dawn Engine ini bisa kamu lihat lewat screenshot di atas,

Dilansir langsung dari situs Eidos Montréal, David Anfossi selaku kepala studio Eidos Montréal mengatakan bahwa teknologi di belakang sebuah game adalah sebuah bagian penting yang membuat gamer serasa terhubung dengan dunia game yang mereka jelajahi. Beliau percaya bahwa lewat engine baru yang sudah mereka kerjakan selama bertahun-tahun ini bisa memperkuat pengalaman bermain game baik secara gameplay maupun secara naratif.
Eidos Montréal juga tengah mencari tenaga baru untuk pengembangan Dawn Engine lebih lanjut serta pengaplikasiannya untuk game baru. Jika kamu tertarik, kamu bisa mencoba untuk melamar pekerjaan lewat halaman pekerjaan di situs resmi mereka.

Trailer Baru Saint’s Row: Gat out of Hell Ini Penuh Dengan Musikalitas

Standard
Saint’s Row, sebuah game yang disebut-sebut sebagai kloning Grand Theft Auto ini semakin menjauhkan dirinya dari pencitraan tersebut dan berusaha menuju ke zona aneh sejak Saint’s Row 3. Dalam iterasi terbarunya yaitu sebuah stand-alone expansion pack berjudul Saint’s Row: Gat out of Hell, Volition dan Deep Silver menunjukkan sebuah trailer musikal yang membuatmu berpikir, “Gua baru nonton apaan barusan?”.

Kapan lagi kamu bisa menonton Satan, Jezebel, Johnny Gat, dan Kinzie Kensington melakukan pertunjukan musikal ala Disney yang bikin merinding (karena saking anehnya). Yap, Saint’s Row setidaknya sudah berhasil membedakan dirinya jauh dari Grand Theft Auto, terlalu jauh malah. Steve Jaros selaku creative director juga mengatakan kalau expansion pack kali ini diinspirasi oleh film Disney. Bahkan dengan menyadur dari perkataan sang creative director sendiri: “It’s a whimsical, weird fucking game“, seharusnya kamu sudah bisa tahu tentang apa yang akan kamu temukan dalam game ini.

Saint’s Row: Gat out of Hell akan dirilis pada 20 Januari 2015 untuk PS3, PS4, Xbox 360, Xbox One, dan PC. Jika kamu butuh sedikit keanehan dalam kehidupanmu, silahkan mainkan game ini. Kamu bisa menonton trailer dari Saint’s Row: Gat out of Hell di bawah:

Kamis, 20 November 2014

Middle-Earth: Shadow of Mordor – Yuk Kita Bunuh Orc

Standard
[Update Video] Review Middle-Earth: Shadow of Mordor – Yuk Kita Bunuh Orc


Review video sudah tersedia di akhir artikel.



Review Middle-Earth Shadow of Mordor | Screenshot6

Oke, oke. Sebelum kamu semuanya protes, saya memang telat satu bulan untuk membuat review ini, tapi lebih baik telat daripada tidak sama sekali bukan? Middle-Earth: Shadow of Mordor adalah sebuah game garapan Monolith dengan gameplay  bergaya campuran seri Batman: Arkham dan Assassin’s Creed. Namun dengan menjamurnya game free-roam/sandbox seperti Watch Dogs di generasi console zaman sekarang, apakah Shadow of Mordor bisa memberikan perubahan besar dalam genre ini? Saya rasa tidak. Jadi, apakah game ini jelek? Tentu tidak juga.

Cerita Lain Di Middle-Earth

Review Middle-Earth Shadow of Mordor | Screenshot2

Shadow of Mordor membawa kamu ke dalam petualangan lain di dalam dunia The Lord of the Rings, lebih tepatnya Middle-Earth. Sebagai seseorang yang tidak terlalu mengikuti The Lord of the Rings, jujur saya agak takut nantinya kebingungan gara-gara tidak paham cerita dalam game ini. Meskipun game ini mengambil masa cerita setelah The Hobbit dan sebelum The Lord of the Rings, cerita dalam Shadow of Mordor dibentuk secara sangat sederhana sehingga kalau kamu tidak mengikuti ceritanya, kamu juga tidak akan ketinggalan banyak hal.

Review Middle-Earth Shadow of Mordor | Screenshot6

Kamu akan berperan sebagai Talion, seorang ranger dari Gondor yang menuntut balas atas kematian keluarganya. Dalam Shadow of Mordor, Talion juga tidak beraksi sendirian. Kamu akan ditemani Celebrimbor, seorang Elf Lord yang amnesia dan muncul dalam bentuk roh yang menetap dalam diri Talion. Dia juga akan membantu perjalanan Talion sekaligus berusaha mencari ingatan akan dirinya sendiri.

Jika diperhatikan, cerita dalam game ini tergolong sederhana. Penggemar seri The Lord of the Rings mungkin juga tidak akan menyukai premis cerita yang ditawarkan game ini karena terlalu lurus. Bahkan, mungkin yang bukan penggemar akan merasakan hal yang sama karena sederhananya cerita dalam game ini. Tapi, jangan khawatir. Karena kalau cerita bukan yang membuat game ini bersinar, maka gameplay dalam Shadow of Mordor yang akan bertindak.

Tidak Orisinal, Namun Inovatif

Review Middle-Earth Shadow of Mordor | Screenshot1

Seperti yang saya tulis di awal artikel, Shadow of Mordor memiliki gameplay campuran seri Batman: Arkham dan Assassin’s Creed. Saya rasa itu adalah penjelasan yang paling konkrit yang bisa saya sampaikan untuk game ini. Kamu bisa bertempur menggunakan sistem pertempuran yang persis seperti dalam seri Batman: Arkham dan menemukan beberapa menara yang bertindak sebagai checkpoint dalam map seperti layaknya melakukan synchronization dalam Assassin’s Creed.

Review Middle-Earth Shadow of Mordor | Screenshot8

Dalam game ini kamu akan diberikan banyak sekali quest yang bisa diselesaikan. Masing-masing quest mungkin akan terkesan sederhana karena tujuan dari quest tersebut tidak akan jauh dari membunuh Orc atau Uruk. Namun hebatnya, setiap quest yang kamu lakukan akan terasa sangat berbeda. Ini dikarenakan begitu dinamisnya musuh dan dunia dalam Shadow of Mordor.

Shadow of Mordor memilki sebuah fitur unggulan yang disebut Nemesis SystemSistem ini mengingat interaksi kamu dengan berbagai musuh yang kamu hadapi dalam game. Jadi, jika kamu melukai seorang Uruk dengan panah dan dia berhasil kabur, mungkin nantinya dia akan menjadi benci dengan serangan panah. Akibatnya, kamu harus mengganti strategi begitu kamu bertemu dengan Uruk tersebut untuk kedua kalinya. Sistem ini membuat permainan sangat dinamis dan tidak membosankan walaupun inti permainan dalam Shadow of Mordor itu sama.

Nemesis System juga memungkinkan para Orc dan Uruk menjadi lebih kuat jika mereka berhasil mengalahkanmu dalam pertempuran. Selain itu juga, kaum Uruk akan terus bertarung antar sesamanya sehingga jika seorang Uruk berhasil mengalahkan atasannya, maka ia akan menjadi semakin kuat. Kamu harus memperhatikan hal ini supaya kamu tidak salah mengambil langkah ketika hendak menyerang salah satu Orc atau Uruk yang ada.

Oh iya, satu hal lagi. Orc dan Uruk yang ada tidak akan habis dalam game ini sehingga kamu tidak perlu takut kehilangan bahan buruan di dalam Shadow of Mordor.

Batman Dari Gondor

Review Middle-Earth Shadow of Mordor | Screenshot3

Shadow of Mordor adalah salah satu game yang meniru gaya permainan seri Batman: Arkham dengan sangat baik bahkan mungkin lebih baik dari game aslinya. Kamu bisa membangun combo dengan mudah menggunakan satu tombol saja dan akhirnya melakukan serangan pamungkas ketika counter sudah menginjak angka tertentu. Setiap tebasan pedang terasa sangat mantap dan tombol counter yang salah tekan tidak membuat combo counter milikmu terhapus begitu saja.

Meskipun tidak orisinal, gameplay yang dihadirkan Shadow of Mordor dieksekusi dengan sangat baik sehingga kamu tidak akan merasa kegampangan atau kesulitan. Selain itu, untuk versi current gen, jumlah karakter musuh yang bisa terlihat dalam satu layar cukup mencengangkan. Kamu bisa saja dikeroyok puluhan musuh jika alarm dalam sebuah benteng dinyalakan.

Review Middle-Earth Shadow of Mordor | Screenshot10

Jurus pamungkas yang bisa kamu lancarkan juga terlihat super brutal dan memuaskan. Rasanya memenggal kepala Orc tidak bisa lebih seru dari ini! Animasi setiap gerakan dan jurus membuat game ini terlihat menghibur dan seringkali membuat berdecak kagum. Adanya update Photo Mode juga menambah nilai plus tersendiri dari game ini. Pokoknya, saya selalu menantikan kegiatan berburu Orc dan Uruk dalam Shadow of Mordor.

Untuk menghadapi para Orc dan Uruk dalam Shadow of Mordor, Talion juga harus menjadi seorang ranger yang lebih kuat. Karena itu, ada juga sistem upgrade dalam game ini yang akan membuat Talion memiliki berbagai kemampuan yang sangat berguna. Sistem upgrade dalam Shadow of Mordor juga cukup unik karena Talion memiliki beberapa macam hal yang bisa diperkuat. Selain kemampuan saat bertempur, kamu juga bisa memperkuat senjata yang dimiliki Talion dengan menggunakan rune.

Rune ini bisa kamu dapat dengan cara mengalahkan warchief yang ada, namun jika kamu ingin memasang rune tersebut dalam senjata yang kamu miliki, maka kamu harus membuat rune slot dalam senjatamu dengan menggunakan Mirian. Mirian sendiri didapat dengan mengikuti quest tertentu atau dengan mencari Ithildin yang tersebar di berbagai daerah.

 Review Middle-Earth Shadow of Mordor | Screenshot11

Dari yang bisa kamu lihat, terdapat cukup banyak hal yang harus kamu lakukan dalam Shadow of Mordor, setiap hal tersebut bisa dibilang cukup seru untuk dilakukan dan bukanlah sebuah hal yang wajib. Banyak hal yang bisa dilakukan ini yang membuat permainan menjadi tidak membosankan walaupun game ini dimainkan berkali-kali.

Secara Visual Biasa Saja

Review Middle-Earth Shadow of Mordor | Screenshot4

Secara visual, Shadow of Mordor sebenarnya tidak terlalu istimewa untuk console generasi zaman sekarang. Namun dengan kemampuannya menghasilkan berbagai ragam bentuk Orc dan Uruk, game ini harus diacungi jempol.

Shadow of Mordor memiliki dunia yang bisa dibilang terlalu monoton karena yang ditunjukkan hanyalah Mordor dengan warna kebiruan yang gelap, namun detail yang terdapat dalam dunia tersebut bisa dilihat dengan cukup baik. Bukit dan bangunan yang terlihat dari kejauhan bukanlah sekedar pemandangan belaka melainkan objek yang benar-benar ada dalam dunia game, walaupun kebanyakan benda-benda tersebut tidak bisa berinteraksi denganmu. Efek cuaca yang ada juga menambah atmosfer permainan dan kamu bisa melihat para karakter yang semakin mengkilap karena terkena air hujan.

Review Middle-Earth Shadow of Mordor | Screenshot12

Kesimpulan

Akhir kata, Middle-Earth: Shadow of Mordor adalah sebuah action RPG yang lebih mengutamakan aksi dibandingkan elemen cerita. Game ini berhasil membedakan dirinya dengan game lain menggunakan Nemesis System yang sangat menarik. Meskipun tidak memiliki cerita yang terlalu dalam untuk diikuti, gameplay Shadow of Mordor yang adiktif dijamin akan membuat kamu tetap duduk di sofa sampai lupa waktu.

Steam Link: Middle-earth™: Shadow of Mordor™, Rp. 335.999
PlayStation Store Asia: Middle-Earth: Shadow of Mordor, Rp. 700.000

Review FIFA 15 – Alat Untuk Mempererat Pertemanan, Kekeluargaan, Dan Atmosfer Kompetisi

Standard
Review FIFA 15 – Alat Untuk Mempererat Pertemanan, Kekeluargaan, Dan Atmosfer Kompetisi

Sepak bola adalah jenis olahraga universal yang mungkin paling banyak penggemarnya di seluruh dunia. Hal ini diperkuat dengan event empat tahunan seperti Piala Dunia di mana semua mata dari seluruh penjuru dunia akan tertuju pada event akbar tersebut. Dengan animo seperti itu, tidak heran jenis olahraga ini cukup diminati juga dalam bentuk video game.

 FIFA 15 Screenshot 1

Contohnya saja EA untuk seri FIFA yang sudah mereka rilis sejak tahun 1993, atau Konami dengan Pro Evolution Soccer. Khusus untuk yang pertama, seri ini tidak pernah absen setiap tahunnya dan tahun ini kita kebagian FIFA 15 dengan tajuk Feel The Game. Mungkin kamu bertanya-tanya dengan seri yang tidak pernah absen ini apalagi yang ingin kita saksikan pada iterasi terbaru? Bukankah semuanya akan sama saja seperti iterasi sebelumnya? Mungkin iya untuk sebagian orang, tetapi sebagian lainnya mungkin menganggap tidak.

“…jika kamu menghabiskan uang setiap tahunnya hanya untuk mendapatkan pemain baru saja, tanpa ada perubahan yang signifikan, bukankah itu akan menjadi hal yang tidak worth it?”

Well, salah satu yang pasti berubah dengan adanya sekuel di seri game sepak bola adalah daftar transfer pemain baru yang terjadi setiap musim. Namun jika kamu menghabiskan uang setiap tahunnya hanya untuk mendapatkan pemain baru saja, tanpa ada perubahan yang signifikan, bukankah itu akan menjadi hal yang tidak worth it? Dengan review ini, saya akan mengungkapkan kepada kamu apakah kamu pantas menggelontorkan dana sebanyak itu untuk FIFA 15, atau malah harusnya kamu alokasikan untuk game lain saja.

FIFA 15 | Screenshot 2

Tetap Berjaya Di Tahun Ini?

Sebelum masuk dalam bahasan yang lebih dalam, saya akan banyak membandingkan FIFA 15 dengan pendahulunya yaitu FIFA 14, dan Pro Evolution Soccer 2015 yang sudah pernah saya mainkan sedikit melalui demo. Saya juga akan asumsikan, para pembaca sudah mengerti seluk beluk FIFA 14 sehingga dalam komparasi ini, saya tidak akan membahas terlalu detail bagaimana kondisi FIFA 14. Oh ya, untuk review kali ini saya hanya menggunakan PS4 sebagai komparasi. Let’s get started.

 FIFA 15 | Screenshot 3

Sejak keputusan Konami yang tidak merilis Pro Evolution Soccer 2014 untuk console next-gen, otomatis FIFA 14 melenggang sendirian bak tanpa penantang yang sepadan. Memang kedua seri game ini selalu diidentikkan sebagai anjing dan kucing yang selalu beradu untuk menjadi pemenang. Tetapi karena PES 2014 absen, oleh karena itu FIFA 14 lah yang mendapatkan predikat sebagai game bola terbaik.

FIFA 15 | Screenshot 4

Namun, dengan kehadiran PES 2015 di tahun ini melalui dukungan Fox Engine, dominasi FIFA 15 setidaknya sedikit terusik. Bagi saya pribadi yang menikmati waktu bersama FIFA 14 setelah sekian lama tidak menyentuh game bola di console,  saya sudah merasa lebih familier dan lebih nyaman dengan FIFA 14 ketika PES 2015 datang. Bukan berarti PES 2015 jelek dan kalah bersaing dengan seri FIFA, tapi absennya mereka pada seri sebelumnya seakan-akan seperti kalah langkah dalam permainan catur dan penggemar game sepak bola sudah terlanjur jatuh cinta pada FIFA 14 sebagai pengisi kehampaan relung hati.

Awalnya saya sendiri mempertanyakan untuk apa FIFA 15 dihadirkan, karena sesungguhnya di awal bermain saya tidak merasakan perbedaan apapun selain daftar pemain yang sudah berbeda mengikuti musim transfer 2014/2015. Hal ini sebenarnya menjadi celah bagi PES 2015 masuk sebagai game substitusi, karena yang dicari memang bukan hanya pemain yang berbeda tetapi fitur baru apalagi yang disuguhkan.

Tapi lama-kelamaan seiring mencoba, mencoba, dan mencoba lagi satu persatu fitur yang disematkan dalam FIFA 15 mulai tersingkap secara perlahan namun pasti. Ada yang menjadi fitur penting dan sangat krusial, tetapi ada juga yang hanya sebagai make-up semata.

FIFA 15 | Screenshot 5

Go Into The Detail, Feel The Game

Seperti yang sudah saya utarakan, cukup sulit mengenal fitur baru di FIFA 15. Pada saat itu mungkin saya terlalu fokus untuk mencari satu persatu fitur yang dijanjikan dan lupa pada tagline game ini “Feel The Game“. Akhirnya setelah mengosongkan pikiran dan menjadi satu dengan game dan merasakannya, fitur krusial pertama yang sangat dirasakan adalah kualitas penjaga gawang yang meningkat tajam.

FIFA 15 | Screenshot 7

Pada FIFA 14, kecenderungannya penjaga gawang hanya sebagai “boneka” dari benteng pertahanan terakhir. Apalagi ketika pemain lawan sudah berhadapan satu lawan satu dengan kiper, peluang untuk mencetak gol bisa saya katakan sebesar 75%. Semua hal tersebut seakan-akan benar-benar diperbaharui pada FIFA 15. Setidaknya persentase mencetak gol sekarang turun menjadi 40%. Benar, mencetak gol sekarang akan lebih sulit karena kiper yang cukup tangguh, tetapi saya tidak mengatakan bahwa peluang kamu tertutup sama sekali ketika berhadapan satu lawan satu dengan kiper.

Kiper pada FIFA 15 bukan lagi menjadi boneka, tetapi seperti pribadi yang benar-benar hidup. Gerakannya menangkis bola terjangan lawan menjadi lebih luwes dan beragam seperti menggunakan kaki, menangkis sambil terbang, dan lainnya. Tidak heran, jika penjaga gawang sekarang memiliki peranan penting yang bahkan bisa menyelamatkan kamu dari kekalahan walaupun kontrol yang diberikan kepada kamu untuk mengendalikannya cukup minim. Melaui fitur ini, pengalaman bermain bola semakin realistis saja.

Walaupun EA tampaknya hanya memberikan fitur-fitur yang tidak kasat mata, tapi ketika kamu benar-benar tenggelam memainkannya, kamu akan mulai merasakannya. Seperti setiap gerakan pemain yang semakin realistis ketika mengontrol bola. Ya, setiap pemain! Saya memang tidak hafal gerakan setiap pemain ketika menggiring sang kulit bundar pada dunia nyata. Namun para penggemar bola pasti fasih dengan gerakan nama-nama terkenal seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, atau Arjen Robben. Gerakan meliuk-liuk mereka berbeda satu sama lain jika kamu perhatikan dengan detail. Artinya kamu akan menemukan sebuah game bola yang semakin realistis.

Soal kontrol, saya merasa FIFA 15 lebih sulit dibandingkan dengan FIFA 14. Entah karena saya sendiri kurang mahir atau memang seperti itu. Sebagai contoh, di seri ke-14 ketika kamu mengoper bola, walaupun arah yang kamu tuju tidak terlalu tepat, bola masih akan mengarah ke teman kamu. Sedangkan di FIFA 15, rasanya kamu harus benar-benar mengarahkannya dengan lebih presisi. Begitu pula dengan menembak ke gawang, seringkali peluang yang saya ciptakan di depan gawang kandas gara-gara meleset ke samping gawang.

FIFA 15 | Screenshot 8

Selebihnya saya merasa fitur yang ditaruh di game ini terlihat minor seperti baju pemain yang bisa kotor, rumput yang lama kelamaan ada bekas sepatu pemain, mood pemain yang berubah-ubah, dan lainnya. Meskipun begitu, kita patut memberikan apresiasi karena dengan fitur minor tersebut permainan lebih terlihat alami.

FIFA 15 | Screenshot 6

Bukan Ignite vs. Fox Engine, Tapi UX

Soal grafis, tentu saja FIFA 15 mengalami peningkatan yang lebih baik dari FIFA 14. Setiap pemain terlihat lebih detail dari kontur tubuh sampai gerakan rambut. Hal ini berkat peningkatan yang dilakukan EA menggunakan Ignite Engine. Namun jika dibandingkan dengan Fox Engine yang digunakan pada Pro Evolution Soccer 2015, maka detail orang pada FIFA 15 masih kalah. Fox Engine memang secara luar biasa menggambarkan pemain sehingga terlihat lebih real. Hal ini terlihat dari efek pencahayaan, hingga detail yang sangat tinggi (bahkan sampai titik bekas cukuran kumis dan jenggot terlihat natural).

FIFA 15 | Screenshot 9

FIFA 15 | Screenshot 10

FIFA 15 | Screenshot 11

Tetapi masalahnya bukan hanya pada perbandingan kedua engine tersebut saja, kenyamanan navigasi untuk memilah di antara banyak menu yang tersedia menjadi poin yang cukup krusial. Saya yang sudah nyaman dengan user interface (UI) milik FIFA 14, semakin dibuat nyaman dengan pergantian beberapa interface. Misalnya saja pada sistem formasi pemain yang lebih enak digunakan dibandingkan FIFA 14 apalagi PES 2015. Selain itu EA juga memberikan detail yang lebih mendalam ketika kamu menyusun formasi, layaknya ketika sedang memainkan Football Manager dengan sudut pandang seorang pengatur strategi.

Pada intinya, yang dirasakan setiap pemain adalah bukan hanya grafis yang lebih bagus, tetapi kemampuan bernavigasi yang nyaman dengan baik mengarungi setiap menu dalam game. Dan FIFA 15 memberikannya dengan sangat baik.

FIFA 15 | Screenshot 12

Verdict: Game Wajib Untuk Setiap Pengguna Next-gen Console?

Setelah melihat penjabaran dan fitur apa saja yang diberikan EA untuk iterasi terbaru seri FIFA ini, kini kita tiba pada kesimpulan. Apakah FIFA 15 hanya penguras dompet karena fitur minim dan hanya update daftar pemain, atau memang pantas dimiliki setiap pemain? Jawabannya saya kembalikan lagi kepada kamu. Jika kamu penggila bola dan cukup sering mengundang orang lain untuk bermain bersama, maka FIFA 15 merupakan game yang wajib kamu miliki. Melaluinya, kamu bisa mempererat pertemanan, kekeluargaan, dan kompetisi pada saat yang sama ketika kamu memainkannya bersama orang lain.

 FIFA 15 | Screenshot 15

Namun jika kamu lebih suka bermain sendiri alias single player, tidak mempunyai banyak kerabat untuk diajak bermain bersama, dan tidak terlalu “gila” bola, tentu kamu bisa melewatkan FIFA 15 dan seri selanjutnya sampai EA bisa memberikan perubahan yang luar biasa pada game ini.

Origin Link: FIFA 15, $69.90 (sekitar Rp 850.000)

Impresi Awal Assassin’s Creed Unity – Mendarah Daging

Standard
Impresi Awal Assassin’s Creed Unity – Mendarah Daging

Assassin’s Creed Unity sudah tersedia di pasaran setelah Ubisoft membangun hype yang sangat tinggi melalui berbagai trailer keren dan promosi-promosi lainnya. Meskipun begitu, cukup mirip dengan kasus yang dialami Watch Dogs yang juga dikembangkan oleh Ubisoft, game ini seakan-akan termakan oleh besarnya hype yang diberikan marketing berlebihan. Tapi bukan berarti Assassin’s Creed Unity adalah game yang jelek ya, game ini memiliki pesonanya tersendiri, meskipun kebanyakan pesona tersebut sudah menurun dari pendahulu-pendahulunya.

Jika kamu cukup mengikuti perkembangan berita dunia game, tentunya kamu sudah mendengar tentang banyaknya bug yang dimiliki Assassin’s Creed Unity. Saya sendiri mendapatkan game ini setelah Ubisoft mengeluarkan patch update, jadi beberapa masalah seperti karakter yang wajahnya jadi hancur berantakan tidak saya temukan sama sekali. Meskipun masalah lain seperti musuh yang tidak bisa diserang padahal wajib dibunuh, atau masalah penurunan frame rate masih saya temukan.

Assassin's Creed Unity | Screenshot 1

Assassin's Creed Unity | Screenshot 2

Tapi mari kita lihat dulu Assassin’s Creed Unity dengan menghiraukan segala penyakit yang menjangkitinya. Assassin’s Creed Unity menurut saya pribadi merupakan sebuah game yang sangat menyenangkan untuk dimainkan. Game ini memiliki kontrol yang sedikit lebih baik daripada Assassin’s Creed sebelumnya, namun tetap saja saya sering kali mengalami hal-hal bodoh seperti ingin berlari lurus ke depan malah jadi melompat-lompat tidak jelas di tembok. Sepertinya memang seri Assassin’s Creed perlu perombakan besar untuk urusan kontrol, apalagi kalau Ubisoft mau membuat game dengan banyak aksi kejar-kejaran yang melibatkan tempat yang dipadati manusia atau benda-benda yang menghalangi. Kalau memang kontrolnya sudah diusahakan untuk menjadi lebih baik dengan masimal, mungkin waktunya Ubisoft lebih memperbaiki desain misi atau desain lingkungan dalam game.

Untuk urusan aksi parkour dari Arno, bisa saya bilang Assassin’s Creed Unity menyajikan akrobat yang nampak sangat keren. Aksi berlari, melompat, dan memanjat Arno nampak lebih detail dan indah, membuat aksi mengelilingi Paris menjadi sebuah aktivitas yang menyenangkan. Hal ini semakin dibuat menarik dengan banyaknya bangunan yang bisa dimasuki. Dijamin aksi melarikan diri kamu akan sangat seru berkat banyaknya tempat untuk digunakan berakrobat.

Assassin's Creed Unity | Screenshot 3

Satu perubahan besar sangat baik yang saya temukan di game ini adalah bagian pertarungan yang terasa lebih kompleks daripada game di seri Assassin’s Creed sebelumnya. Di game sebelumnya, yang perlu kamu lakukan hanyalah menjaga karakter utama dalam posisi bertahan, dan menunggu musuh menyerang supaya kamu bisa melancarkan konter (jika kamu bingung, konter adalah bahasa Indonesia dari counter. Cek KBBI kalau tidak percaya :p).

Di Assassin’s Creed Unity kamu harus betul-betul aktif dalam pertarungan. Kamu dapat menyerang musuh seperti biasa, dapat menangkis serangan musuh dan jika kamu cukup gesit bisa disambung juga dengan sebuah konter, serta menghindari serangan musuh. Beberapa serangan tidak akan bisa kamu tangkis tapi bisa kamu hindari, sebut saja seperti tembakan peluru musuh yang bisa dihindari meskipun cukup susah, tapi jelas tidak akan bisa kamu tepis.

Assassin's Creed Unity | Screenshot 4

Dalam Assassin’s Creed Unity kamu akan dituntut untuk lebih teliti dalam setiap pertarungan, jadi jangan heran kalau kamu akan sering mati saat berhadapan dengan musuh. Oh iya di sini kamu juga harus memperhatikan stok obat atau bom kamu dengan baik, jangan sampai di tengah-tengah pertarungan yang berat, kamu kehabisan benda-benda penting yang bisa menyelamatkan karaktermu.
Aspek gameplay lain yang membuat saya kagum dengan Assassin’s Creed Unity adalah bagian multiplayer yang dimilikinya. Siapa sangka melakukan aksi akrobat dan membunuhi Templar bersama-sama dengan orang-orang yang tidak kamu kenal bisa menjadi sebuah kegiatan yang sangat keren dan seru. Kamu bisa saja berkomunikasi dengan suara bersama tim kamu, tapi saya merasa melakukan aksi multiplayer tanpa komunikasi verbal sama sekali di sini jauh lebih menyenangkan daripada dengan menggunakan komunikasi biasa. Tanpa komunikasi verbal, saya jadi merasa seperti sedang memainkan Journey yang lebih penuh dengan darah.

Assassin's Creed Unity | Screenshot 5

Selain aspek pertarungan dan multiplayer yang keren, Assassin’s Creed Unity juga memiliki fitur yang mengizinkan pemain untuk mengubah penampilan Arno sesuka hati. Kamu bisa memilih warna pakaian, jenis tudung, baju, sarung tangan, celana, atau bahkan ikat pinggang dengan sesuka hati. Dijamin cukup kecil kemungkinan kamu bertemu dengan pemain lain di mode multiplayer yang memiliki pakaian yang sama denganmu. Kalau memang ada yang sama, mungkin kalian jodoh.
Sayangnya segala hal menarik ini harus dirusak dengan buruknya elemen stealth yang dimiliki Assassin’s Creed Unity. Meskipun kini kamu dapat menunduk layaknya game berbasiskan stealth normal, tetap saja AI musuh kamu akan terlalu bodoh untuk mewujudkan sebuah sistem stealth yang baik. Ya, setidaknya sudah cukup ada perubahan yang baik berkat adanya tombol khusus untuk menunduk.

Cukup dengan gameplay, bagaimana dengan kualitas visual serta performa game ini? Well, saya memainkan Assassin’s Creed Unity dengan PS4 (mengingat versi PC meminta spesifikasi cukup gila) dan saya cukup kagum di satu bagian, dan kecewa di bagian lainnya. Dimulai dari yang membuat kecewa, jujur saya tidak terlalu kagum dengan kualitas model karakter. Meskipun nampak keren, saya tidak melihat perbedaan yang betul-betul signifikan dengan berbagai game yang dirilis di akhir era PS3 dan Xbox 360. Untungnya kualitas lingkungan, terutama interior, di game ini nampak sangat luar biasa sehingga kekurangan dari segi karakter bisa dibilang cukup terobati.

Assassin's Creed Unity - Screenshot 6

Sedangkan bagian yang membuat saya kagum adalah kepadatan kota Paris dalam game. Meskipun dalam satu layar kamu melihat ratusan NPC yang tengah beraktivitas (walaupun biasanya aktivitas mereka sama, seperti berjalan atau demonstrasi), frame rate dalam game nampak tidak berkurang. Terkadang game masih tetap mengalami masalah penurunan frame rate, tapi dari apa yang saya alami sepertinya penurunan frame rate ini merupakan bug yang belum teratasi, bukan masalah performa yang dimiliki game.

Saya rasa itu dulu impresi awal saya memainkan kurang lebih 12 jam pertama Assassin’s Creed Unity yang hanya mencakup 16% dari keseluruhan game. Sebenarnya ada berita buruk lain di game ini yaitu diimplementasikannya fitur IAP. Sejauh ini saya belum terlalu terganggu dengan IAP yang dimiliki game mahal ini, tapi begitu saya memainkan Assassin’s Creed Unity lebih lanjut dan siap untuk menulis review lengkap, tentunya saya akan membahas juga seberapa besar aspek IAP ini akan mempengaruhi pengalaman bermain kamu.

Assassin's Creed Unity | Screenshot 7

Untuk sementara, saya belum bisa memberikan saran yang pasti. Kalau kamu merupakan penggemar berat seri Assassin’s Creed, game ini jelas tidak boleh dilewatkan. Tapi kalau kamu masih ragu untuk mengeluarkan uang demi membeli game ini, atau untuk membeli console yang dapat memainkannya, tunggu saja review lengkap dari saya yang akan segera tersedia. Ngomong-ngomong, dari impresi singkat ini ada yang bisa menebak berapa skor yang akan saya berikan ke Assassin’s Creed Unity?