Sepak bola adalah jenis olahraga universal yang mungkin paling banyak penggemarnya di seluruh dunia. Hal ini diperkuat dengan
event empat tahunan seperti Piala Dunia di mana semua mata dari seluruh penjuru dunia akan tertuju pada
event akbar tersebut. Dengan animo seperti itu, tidak heran jenis olahraga ini cukup diminati juga dalam bentuk
video game.
Contohnya saja EA untuk seri
FIFA yang sudah mereka rilis sejak tahun 1993, atau Konami dengan
Pro Evolution Soccer. Khusus untuk yang pertama, seri ini tidak pernah absen setiap tahunnya dan tahun ini kita kebagian
FIFA 15 dengan tajuk
Feel The Game.
Mungkin kamu bertanya-tanya dengan seri yang tidak pernah absen ini
apalagi yang ingin kita saksikan pada iterasi terbaru? Bukankah semuanya
akan sama saja seperti iterasi sebelumnya? Mungkin iya untuk sebagian
orang, tetapi sebagian lainnya mungkin menganggap tidak.
“…jika kamu menghabiskan uang
setiap tahunnya hanya untuk mendapatkan pemain baru saja, tanpa ada
perubahan yang signifikan, bukankah itu akan menjadi hal yang tidak
worth it?”
Well, salah satu yang pasti berubah dengan adanya sekuel di seri
game
sepak bola adalah daftar transfer pemain baru yang terjadi setiap
musim. Namun jika kamu menghabiskan uang setiap tahunnya hanya untuk
mendapatkan pemain baru saja, tanpa ada perubahan yang signifikan,
bukankah itu akan menjadi hal yang tidak
worth it? Dengan
review ini, saya akan mengungkapkan kepada kamu apakah kamu pantas menggelontorkan dana sebanyak itu untuk
FIFA 15, atau malah harusnya kamu alokasikan untuk
game lain saja.
Tetap Berjaya Di Tahun Ini?
Sebelum masuk dalam bahasan yang lebih dalam, saya akan banyak membandingkan
FIFA 15 dengan pendahulunya yaitu
FIFA 14, dan
Pro Evolution Soccer 2015 yang sudah pernah saya mainkan sedikit melalui demo. Saya juga akan asumsikan, para pembaca sudah mengerti seluk beluk
FIFA 14 sehingga dalam komparasi ini, saya tidak akan membahas terlalu detail bagaimana kondisi
FIFA 14. Oh ya, untuk
review kali ini saya hanya menggunakan PS4 sebagai komparasi.
Let’s get started.
Sejak keputusan Konami yang tidak merilis
Pro Evolution Soccer 2014 untuk
console next-gen, otomatis
FIFA 14 melenggang sendirian bak tanpa penantang yang sepadan. Memang kedua seri
game ini selalu diidentikkan sebagai anjing dan kucing yang selalu beradu untuk menjadi pemenang. Tetapi karena
PES 2014 absen, oleh karena itu
FIFA 14 lah yang mendapatkan predikat sebagai
game bola terbaik.
Namun, dengan kehadiran
PES 2015 di tahun ini melalui dukungan Fox Engine, dominasi
FIFA 15 setidaknya sedikit terusik. Bagi saya pribadi yang menikmati waktu bersama
FIFA 14 setelah sekian lama tidak menyentuh
game bola di
console, saya sudah merasa lebih familier dan lebih nyaman dengan
FIFA 14 ketika
PES 2015 datang. Bukan berarti
PES 2015 jelek dan kalah bersaing dengan seri
FIFA, tapi absennya mereka pada seri sebelumnya seakan-akan seperti kalah langkah dalam permainan catur dan penggemar
game sepak bola sudah terlanjur jatuh cinta pada
FIFA 14 sebagai pengisi kehampaan relung hati.
Awalnya saya sendiri mempertanyakan untuk apa
FIFA 15
dihadirkan, karena sesungguhnya di awal bermain saya tidak merasakan
perbedaan apapun selain daftar pemain yang sudah berbeda mengikuti musim
transfer 2014/2015. Hal ini sebenarnya menjadi celah bagi
PES 2015 masuk sebagai
game substitusi, karena yang dicari memang bukan hanya pemain yang berbeda tetapi fitur baru apalagi yang disuguhkan.
Tapi lama-kelamaan seiring mencoba, mencoba, dan mencoba lagi satu persatu fitur yang disematkan dalam
FIFA 15
mulai tersingkap secara perlahan namun pasti. Ada yang menjadi fitur
penting dan sangat krusial, tetapi ada juga yang hanya sebagai
make-up semata.
Go Into The Detail, Feel The Game
Seperti yang sudah saya utarakan, cukup sulit mengenal fitur baru di
FIFA 15. Pada saat itu mungkin saya terlalu fokus untuk mencari satu persatu fitur yang dijanjikan dan lupa pada
tagline game ini “
Feel The Game“. Akhirnya setelah mengosongkan pikiran dan menjadi satu dengan
game dan merasakannya, fitur krusial pertama yang sangat dirasakan adalah kualitas penjaga gawang yang meningkat tajam.
Pada
FIFA 14,
kecenderungannya penjaga gawang hanya sebagai “boneka” dari benteng
pertahanan terakhir. Apalagi ketika pemain lawan sudah berhadapan satu
lawan satu dengan kiper, peluang untuk mencetak gol bisa saya katakan
sebesar 75%. Semua hal tersebut seakan-akan benar-benar diperbaharui
pada
FIFA 15. Setidaknya persentase mencetak gol sekarang turun
menjadi 40%. Benar, mencetak gol sekarang akan lebih sulit karena kiper
yang cukup tangguh, tetapi saya tidak mengatakan bahwa peluang kamu
tertutup sama sekali ketika berhadapan satu lawan satu dengan kiper.
Kiper pada
FIFA 15
bukan lagi menjadi boneka, tetapi seperti pribadi yang benar-benar
hidup. Gerakannya menangkis bola terjangan lawan menjadi lebih luwes dan
beragam seperti menggunakan kaki, menangkis sambil terbang, dan
lainnya. Tidak heran, jika penjaga gawang sekarang memiliki peranan
penting yang bahkan bisa menyelamatkan kamu dari kekalahan walaupun
kontrol yang diberikan kepada kamu untuk mengendalikannya cukup minim.
Melaui fitur ini, pengalaman bermain bola semakin realistis saja.
Walaupun EA tampaknya hanya memberikan fitur-fitur yang tidak kasat
mata, tapi ketika kamu benar-benar tenggelam memainkannya, kamu akan
mulai merasakannya. Seperti setiap gerakan pemain yang semakin realistis
ketika mengontrol bola. Ya, setiap pemain! Saya memang tidak hafal
gerakan setiap pemain ketika menggiring sang kulit bundar pada dunia
nyata. Namun para penggemar bola pasti fasih dengan gerakan nama-nama
terkenal seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, atau Arjen Robben.
Gerakan meliuk-liuk mereka berbeda satu sama lain jika kamu perhatikan
dengan detail. Artinya kamu akan menemukan sebuah
game bola yang semakin realistis.
Soal kontrol, saya merasa
FIFA 15 lebih sulit dibandingkan dengan
FIFA 14.
Entah karena saya sendiri kurang mahir atau memang seperti itu. Sebagai
contoh, di seri ke-14 ketika kamu mengoper bola, walaupun arah yang
kamu tuju tidak terlalu tepat, bola masih akan mengarah ke teman kamu.
Sedangkan di
FIFA 15, rasanya kamu harus benar-benar
mengarahkannya dengan lebih presisi. Begitu pula dengan menembak ke
gawang, seringkali peluang yang saya ciptakan di depan gawang kandas
gara-gara meleset ke samping gawang.
Selebihnya saya merasa fitur yang ditaruh di
game ini terlihat minor seperti baju pemain yang bisa kotor, rumput yang lama kelamaan ada bekas sepatu pemain,
mood
pemain yang berubah-ubah, dan lainnya. Meskipun begitu, kita patut
memberikan apresiasi karena dengan fitur minor tersebut permainan lebih
terlihat alami.
Bukan Ignite vs. Fox Engine, Tapi UX
Soal grafis, tentu saja
FIFA 15 mengalami peningkatan yang lebih baik dari
FIFA 14.
Setiap pemain terlihat lebih detail dari kontur tubuh sampai gerakan
rambut. Hal ini berkat peningkatan yang dilakukan EA menggunakan
Ignite Engine. Namun jika dibandingkan dengan
Fox Engine yang digunakan pada
Pro Evolution Soccer 2015, maka detail orang pada
FIFA 15 masih kalah.
Fox Engine memang secara luar biasa menggambarkan pemain sehingga terlihat lebih
real.
Hal ini terlihat dari efek pencahayaan, hingga detail yang sangat
tinggi (bahkan sampai titik bekas cukuran kumis dan jenggot terlihat
natural).
Tetapi masalahnya bukan hanya pada perbandingan kedua
engine
tersebut saja, kenyamanan navigasi untuk memilah di antara banyak menu
yang tersedia menjadi poin yang cukup krusial. Saya yang sudah nyaman
dengan
user interface (UI) milik
FIFA 14, semakin dibuat nyaman dengan pergantian beberapa
interface. Misalnya saja pada sistem formasi pemain yang lebih enak digunakan dibandingkan
FIFA 14 apalagi
PES 2015. Selain itu EA juga memberikan detail yang lebih mendalam ketika kamu menyusun formasi, layaknya ketika sedang memainkan
Football Manager dengan sudut pandang seorang pengatur strategi.
Pada intinya, yang dirasakan setiap pemain adalah bukan hanya grafis
yang lebih bagus, tetapi kemampuan bernavigasi yang nyaman dengan baik
mengarungi setiap menu dalam
game. Dan
FIFA 15 memberikannya dengan sangat baik.
Verdict: Game Wajib Untuk Setiap Pengguna Next-gen Console?
Setelah melihat penjabaran dan fitur apa saja yang diberikan EA untuk iterasi terbaru seri
FIFA ini, kini kita tiba pada kesimpulan. Apakah
FIFA 15 hanya penguras dompet karena fitur minim dan hanya
update
daftar pemain, atau memang pantas dimiliki setiap pemain? Jawabannya
saya kembalikan lagi kepada kamu. Jika kamu penggila bola dan cukup
sering mengundang orang lain untuk bermain bersama, maka
FIFA 15 merupakan
game
yang wajib kamu miliki. Melaluinya, kamu bisa mempererat pertemanan,
kekeluargaan, dan kompetisi pada saat yang sama ketika kamu memainkannya
bersama orang lain.
Namun jika kamu lebih suka bermain sendiri alias
single player, tidak mempunyai banyak kerabat untuk diajak bermain bersama, dan tidak terlalu “gila” bola, tentu kamu bisa melewatkan
FIFA 15 dan seri selanjutnya sampai EA bisa memberikan perubahan yang luar biasa pada
game ini.
Origin Link: FIFA 15, $69.90 (sekitar Rp 850.000)